HEMATOLOGI DARAH DENGAN METODE ULAS DARAH
(Laporan Praktikum Penyakit dan Parasit Organisme Air)







Oleh

KELOMPOK 10

1. ALWAN THOLIFIN (0814111024)
2. M. DENI FERDIAN (0814111041)
3. NASYIR HUSEIN (0854111004)
4. NENI PUTRIANI (0714111066)
5. SEPTI YOLANDA (0814111016)
6. YAYU SASKIA (0814111065)













PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah terdiri atas dua kelompok besar, yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda, sedangkan komponen dari plasma, selain fibrinogen juga terdapat ion-ion inorganik. Darah mengalir membawa oksigen dari insang ke jaringan, karbondioksida ke kulit dan insang, produk pencernaan dari usus ke hati, produk-produk dari hati ke jaringan, dan ion seperti Na+ dan Cl- yang berperan dalam osmoregulasi. Darah berfungsi
membawa hormon dan vitamin, terutama dalam plasma darah. Selain itu darah juga berfungsi mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Darah juga memacu
kerja jantung sehingga jantung dapat menghasilkan darah yang baru. Darah membawa dari substansi dari tempatnya dibentuk ke semua bagian tubuh dan menjaga tubuh dapat melakukan fungsinya dengan baik (Fujaya, 2002).

Sedangkan pada plasma darah memiliki komponen-komponen plasma yaitu adanya air, protein, Bahan–bahan terlarut, elektrolit, Nutrien dan Gas–gas darah. Dalam sel darah ada yang dinamakan dengan eritrosit yaitu sel darah merah yang memiliki inti dengan ukuran yang bervariasi diantara spesies lainnya. Fungsi dari sel darah merah adalah untuk mengangkut haemoglobin yang berperan membawa oksigen dari insang keparu–paru kemudian kejringan selain itu juga eritrosit berfungsi untuk mengkatalis reaksi antara karbondioksida dan air (Fujaya, 2002).
B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui macam-macam leukosit.
2. Untuk mengetahui jenis leukosit apa yang banyak terdapat dalam darah ikan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi dan Taksonomi Ikan Lele (Clarias batrachus)

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin.Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) adalah:

Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias

Adapun beberapa penyakit yang terdapat pada ikan lele antara lain :
a. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla.
b. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum.
c. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
d. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis).
e. Penyakit cacing Trematoda.
Faktor yang menyebabkan ikan lele terserang penyakit parasit, yaitu :
a. Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
b. Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
c. Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
d. Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
(http://www.pustakatani.org/InfoTeknologi)

B. Habitat Ikan Lele (Clarias batrachus)

Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungaidengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.

Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C dan untuk pemijahan 24-28 0C. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan. Kondisi tubuh ikan lele dapat menurun salah satunya dapat disebabkan oleh penyakit parasit. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

C. Leukosit
Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Adakalanya benda asing ataupun mikroba yang tidak dikehendaki memasuki tubuh kita. Jika hal tersebut terjadi tubuh akan menganggap benda yang masuk itu sebagai benda asing atau antigen.
Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing. Akibatnya tubuh melalui sel-sel darah putih (leukosit) memproduksi antibodi untuk menghancurkan antigen tersebut. Glikoprotein yang terdapat di dalam hati kita dapat merupakan antigen bagi orang lain jika glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk kita. Hal tersebut juga berlaku untuk keadaan sebaliknya.
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi :
1. Leukosit bergranula (granulosit), antara lain Neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.
2. Leukosit tidak bergranula (agranulosit), antara lain Limfosit dan Monosit.


III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Ektoparasit dengan Metode Pewarnaan Lugol Iodine ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2010 pada pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di Laboratorium Bioteknologi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.




B. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada praktikum ini antara lain mikroskop binokuler, jarum suntik Singe, gelas benda, gelas penutup, alat bedah, nampan, tabung darah, stopwatch, dan tissue. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain ikan lele (Clarias batrachus), larutan EDTA, alcohol 70%, aquades, metal alcohol (methanol) 70%, dan larutan giemsa 10%.

C. Cara Kerja

Pengamatan dilakukan dengan cara :

















































IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Setelah dilakukan pengamatan, didapat hasil sebagai berikut :
1. Limfosit = 38 buah
2. Neutrofil = 10 buah
3. Basofilia = 5 buah
4. Monosil = tidak ditemukan
5. Trombosit = 57 buah

B. Pembahasan

Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi :
1. Leukosit bergranula (granulosit), antara lain :
a. Neutrofil



Gambar 1. Neutrofil
Neutrofil (juga disebut sebagai heterofil) merupakan granulosit yang biasa terdapat pada ikan dan telah diientifikasi pada kebanyakan spesies ikan. Fungsi utama neutrofil dalam respon imun pada mamalia adalah fagositosis dan penghancuran benda asing. Fagositosis oleh neutrofil telah ditunjukkan pada banyak spesies ikan. Neutrofil merupakan sel pertama yan merespon dalam 24 jam pertama pada infeksi akut.
Sel neutrofil biasanya bulat sampai oval dengan nukleus eksentrik. Pada beberapa spesies nukleus dapat berlobus, tapi temuan ini bukan merupakan temuan yang konsisten. Lebih spesifik, nukleus berbentuk bulat sampai oval dengan sebuah lekukan. Kromatin yang kasar berkumpul dan tercat ungu gelap. Sitoplasma brwarna abu-abu pucat dan mempunyai granula yang tercat bervariasi (abu-abu sampai biru sampai merah), bergantung pada maturitas sel. Subtipe dari neutrofil telah ditemukan pada beberapa jenis ikan, dan hal ini akan mempersulit identifikasi.
b. Eosinofil dan Basofil

Gambar 2. Basofil
Eosinofil secara normal dapat ditemukan pada bermacam jaringan pada ikan dan dapat terakumulasi pada beberapa proses keradangan, terutama pada respon terhadap infeksi parasit. Namun eosinofil dan basofil yang bersirkulasi telah ditemukan pada beberapa spesies. Karakteristik khusus dari eosinofil yaitu mempunyai granula spheris atau bentuk batang. Basofil sendiri lebih jarang didapatkan daripada eosinofil.
c. Trombosit

Gambar 3. Trombosit
Trombosit bukan merupakan leukosit yang sebenarnya. Walaupun begitu, harus dapat dibedakan dari leukosit untuk mendapatkan penghitungan WBC yang akurat. Sebagai tambahan, beberapa proses penyakit pada ikan telah dihubungkan dengan terdapatnya jumlah trombosit abnormal. Trombosit sendiri termasuk pleiomorfik dan dapat berbentuk bulat, bujur, fusiform, atau berbentuk bel. Metode preparasi apus darah sangat berpengaruh terhadap morfologi. Contohnya, trombosit yang dilihat pada preparat yang baru saja dibuat akan terlihat berbeda pada dibandingkan pada preparat yang lebih lama. Sebagai analog platelet, trombosit akan mengumpul pada preparat yang tidak dipreparasi dengan baik atau kadang pada ikan yang stress. Nukleus berwarna ungu gelap, kromatin yang terkumpul padat. Sitoplasma colorless sampai biru cerah.

2. Leukosit tidak bergranula (agranulosit), antara lain :
a. Limfosit



Gambar 4. Limfosit
Limfosit berperan dalam respon imun spesifik yang dimediasi sel B dan sel T pada ikan, termasuk produksi antibodi dan imunitas cell-mediated spesifik. Limfosit pada ikan mempunyai karakteristik seperti pada vertebrata, yaitu pada tingkat responsif terhadap sitokin dan mitogen. Limfosit biasanya merupakan leukosit yang banyak terdapat di pembuluh darah perifer dan merupakan leukosit yang paling sensitif terhadap stres.
Limfosit pada ikan mirip dengan limfosit pada unggas dan mamalia. Sel berbentuk bulat dengan ukuran nukleus yang hampir menutupi sitoplasma. Sitoplasma yang sedikit , homogen, dengan warna biru mengelilingi nkuleus berwarna ungu gelap dengan kromatin yang tersusun kasar. Granula sitoplasma berwarna merah kadang dapat terlihat. Limfosit bervariasi ukurannya mulai dari sepertiga eritrosit sampai berukuran sama. Limfosit yang lebih besar cenderung mempunyai proporsi sitoplasma yang lebih besar.

b. Monosit

Gambar 5. Monosit
Monosit kadang muncul pada darah perifer ikan. Sel ini merupakan fagosit aktif dan dipengaruhi oleh sitokin. Kemungkinan berbperan juga dalam beberapa respon imun spesifik. Fagosit mononuklear sering terdapat pada keradangan kronik (misal: mycobacteriosis, bacterial kidney disease), tapi hubungannya dengan perubahan pada leukogram belum jelas diketahui. Monosit jarang terlihat pada preparat apus darah dibandingkan limfosit dan granulosit. Sel dari monosit besar dengan sitoplasma biru pucat sampai biru yang biasanya memenuhi kurang lebih setngah volume sel. Nukleus yang bervariasi bentuknya dapat terlihat bulat sampai oval dan kadang melekuk. Tidak seperti limfosit, kromatin tidak terkumpul kasar, tapi lebih bergranuler.

Penyebab leukositosis berdasarkan hitung jenis :
a. Neutrofilia
Neutrofilia adalah jumlah neutrofil meningkat melebihi nilai normal. Neutrofilia sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain itu, neutrofilia dapat disebabkan oleh inflammatory bowel disease, rheumatoid arthritis, vasculitis (kawasaki syndrome), keganasan, pemberian kortikosteroid, dan splenektomi.
b. Limfositosis
Limfositosis adalah jumlah limfosit meningkat melebihi nilai normal. Infeksi virus biasanya menyebabkan limfositosis.
c. Monositosis
Monositosis adalah jumlah monosit meningkat melebihi nilai normal. Monositosis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (tuberkulosis, endokarditis bakerialis subakut, brucellosis), infeksi virus (mononucleosis), sifilis, infeksi protozoa, infeksi riketsia, keganasan, sarkoidosis, dan autoimun.
d. Basofilia
Basofilia adalah jumlah basofil meningkat melebihi normal. Basofilia dapat disebabkan oleh keganasan.
e. Eosinofilia
Eosinofilia adalah jumlah eosinofil meningkat melebihi normal. Eosinofilia dapat disebabkan oleh alergi, hipersensitivitas terhadap obat, infeksi parasit, infeksi virus, keganasan, dan kelainan kulit. Secara umum, pemeriksaan laboratorium adalah alat bantu untuk menegakkan diagnosis. Interpretasi hasil laboratorium harus memperhatikan kondisi klinis pasien. Demikian juga dengan hasil laboratorium leukositosis. Untuk mengetahui apakah disebabkan infeksi bakteri atau infeksi virus, harus menilai klinis pasien. Diskusikanlah dengan dokter anda untuk mengetahui penyebab leukositosis.
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode ulas darah. Metode ini digunakan karena metode ini mudah digunakan dan langkah dalam mengerjakannya pun tidak terlalu rumit. Tetapi, metode ini tidak efisien waktu karena dalam proses pewarnaan waktu yang dibutuhkan sangat lama agar larutan pewarna terserap sempurna dan juga tidak sedikit praktikum yang gagal pada saat pewarnaan karena tempat yang tidak steril.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum ini yaitu, antara lain :
1. Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah.
2. Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi Leukosit bergranula (granulosit), antara lain Neutrofil, Eosinofil, dan Basofil dan Leukosit tidak bergranula (agranulosit), antara lain Limfosit dan Monosit.
3. Penyebab leukositosis berdasarkan hitung jenis neutrofilia, limfositosis, monositosis, basofilia, dan eosinofilia.
4. Monosil pada darah ikan yang diamati tidak ditemukan, yang banyak ditemukan yaitu jenis trombosit.
5. Metode ulas darah banyak digunakan karena mudah diilakukan dan efektif untuk melihat leukosit.

B. Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan para asisten lebih mendampingi lagi praktikan.
2. Diharapkan para asisten menjelaskan langkah-langkah praktikum lebih jelas lagi sehingga praktikan dapat memahami dengan benar.




DAFTAR PUSTAKA


Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 2005. Fisiologi Ikan (Pencernaan dan Penyerapan Makanan). Manajemen Sumber Daya Perairan, IPB.60 pp.

Afrianto, Eddy dkk. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius: Yogyakarta


Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ghufran H,M. K Kordi. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta. Rineka Cipta.

http://googlesearch.com/peredarandarahpadaikan

Facebook Twitter RSS