REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) (TKG, FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR)

REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
(TKG, FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR)
Oleh
Alwan Tholifin
(0814111024)


ABSTRAK
Oleh
Alwan Tholifin

Reproduksi merupakan salah satu proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk bergenerasi, memilih keturunan dan mempertahankan kelangsungan sepesies di alam. IKG adalah nilai dari % sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Adapun TKG adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Fekunditas ikan terdiri dari fekunditas mutlak dan fekunditas nisbi. Fekunditas mutlak adalah jumlah telur masuk sebelum dikeluarkan pada saat ikan memijah. Fekunditas nisbi adalah jumlah persatuan berat atau panjang. Dan fekunditas total adalah jumlah keseluruhan telur yang dihasilkan ikan selama hidupnya. Praktikum ini dilakukan untuk memahami tentang cara membedakan TKG, dapat memprediksi waktu pemijahan, tahap rekuitmen, mengetahui jumlah telur ikan dan mengetahui ukuran telur terahadap perkembangn individu menjelang memijah. Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 22 Oktober 2009, bertempat di laboratorium Budidaya Perikanan, pukul 09.00- 11.00 WIB. Pada praktikum terdapat diameter telur yang lebih dari 1 mm, inl berarti pada telur ikan nila tersebut memiliki komposisi kuning telur yang banyak di dalamnya. Jumlah ikan betina yang memasuki TKG III dan IV adalah sebanyak 16 ekor. Dengan mengetahui reproduksi dari ikan serta waktu dan frekuensi dari pemijahan ikan maka dapat mencegah kepunahan atau penurunan populasi dari spesies ikan nila.

Keywords : Fekunditas, gonad, IKG, ikan dan pemijahan, jumlah telur, TKG.


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan salah satu proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk bergenerasi, memilih keturunan dan mempertahankan kelangsungan sepesies di alam. (Indeks Kematangan Gonad) IKG adalah nilai dari % sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Sedangkan TKG (Tingkat Kematangn Gonad) adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Dengan mengetahui IKG dan TKG dari suatu ikan dapat diprediksikan kapan saat yang tepat bagi ikan untuk melakukan pemijahan. Fekunditas ikan terdiri dari fekunditas mutlak dan fekunditas nisbi. Fekunditas mutlak adalah jumlah telur masuk sebelum dikeluarkan pada saat ikan meijah. Fekunditas nisbi adalah jumlah persatuan berat atau panjang. Dan fekunditas total adalah jumlah keseluruhan telur yang dihasilkan Ikan selama hidupnya. Hal ini yang berpengaruh terhadap proses reproduksi ikan adalah mengatur diameter telur dan rasio kelamin. Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Besar atau tidaknya diameter dari telur ikan juga biasanya mempengaruhi beberapa lama ikan tersebut menempati fase plankton. Sedangkan rasio kelamin merupakan bagian dari jantan atau betina dalam populasi, dimana proporsi kelamin yang diamati karena adanya perbedaan tingkah laku, kondisi lingkungan dan penagkapan. Dengan mempelajari reproduksi makan kita juga bisa menentukan kapan waktu ikan memijah dan frekuensi dan pemijahan ikan tersebut, sehingga kita dapat mencegah kepunahan ataupun penurunan stok yang sangat drastis akibat dari kegiatan pengangkapan.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang dicapai dalam praktikum reproduksi adalah:
1. Memahami tentang bagaimana cara membedakan tingkat kematangan dari gonad suatu jenis individu ikan.
2. Dapat memprediksi waktu pemijahan dan tahap perkembangan untuk rekruitmen.
3. Dapat mengetahui jumlah telur dan ikan atau hewan uji, mengetahui perkembangan telur terhadap perkembangan indvidu menjelang pemijahan, serta untuk menduga atau studi dalam menduga produktivitas dan potensi produksi dari suatu kelompok ikan.

II. METODOLOGI
A. Metode Kerja
1. Waktu danTempat Praktikum
Praktikum reproduksi (TKG, fekunditas dan diameter telur), dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 22 Oktober 2009, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada pukul 09.00 — 11.00 WIB.

2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Alat bedah lengkap, timbangan ohaus, botol film, tisue, cawan petri, gelas ukur 10 ml, pipet tetes, mikroskop dengan mikrometer yang sudah ditera, gelas obyek dan gelas penutup serta gonad ikan nila.

3. Prosedur Kerja
1. Gonad dikeluarkan dari botol film.
2. Gonad dikeringkan dengan tisue.
3. Godan ditimbang total.
4. Gonad contoh dibagi menjadi 5 bagian.
5. Gonad contoh diambil dan ditimbang.
6. Gonad dipisahkan dali selaputnya dan kemudian dihitung.
7. Gonad diletakan di kaca preparat untuk diamati dibawah mikroskop.
8. Gonad dicatat masing-masing diameternya.
9. Gonad ditentukan TKG dan IKG.

B. Analisis Data
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dengan metode morfologi (Reproduksi) yaitu setelah ikan dibedah pada bagian perut, kemudian perhatikan letak gonad, tentukan jenis kelamin dan diamati gonad secara visual baik ukuran, warna, ataupun bentuknya, kemudian ditentukan TKG nya. Kemudian gonad dimasukkan ke dalam botol film dan diberi formalin untuk diawetkan.
Analisis Tingkat Kematangn Gonad model yang digunakan adalah model morfologi (reproduksi) yaitu:
1. Menghitung indeks kematangan gonad (IKG) yang dilakukan dengan rumus:
IKG = Berat gonad total (g) x 100%
Berat total tubuh (g)

2. Analisis rasio kelamin dilakukan untuk melihat perbandingan dari masing-masing jenis kelamin yang ada di perairan. Yang diamati yaitu proporsi jenis, standar deviasi dan selang kepercayaan 95% dengan menggunakan pengolahan yaitu:
Pj = A x 100%.........(1)
B
Sd = √pq - ..............(2)
n
P- 1,64 √pq - < p

n n
keterangan:
Pj = proporsi jenis (jantan/betina)
A= jumlah jenis ikan (jantan/betina)
B= jumlah total (jantan + betina)
Sd = standar deviasi
p = jumlah terima
q =jumlah sisa (1-p)
n = jumlah ikan

3. Untuk mengetahui kelompok ikan yang memijah dari proporsi ikan di perairan, maka dapat dianalisis dari indeks gonad dengan rumus yaitu:
IG = ∑ 34
∑ total

IG > 0,50 = ikan cenderung pada keadaan sedang berpijah 0,30 < IG < 0,50 = ikan mengalami proses pematangan gonad IG < 0,30 = gonad ikan rata-rata belum berkembang.

4. Metode analisis fekunditas dengan metode gravimetri dan vokimetri adalah sebagai berikut:
X : x = V: v
Dimana :
X = jumlah telur yang akan dicari
x = jumlah telur contoh
V = volume seluruh gonad
v = volume gonad contoh
F = G x V x X
Q
Keterangan:
F = fekunditas yang dicari
G = Berat gonad total (g)
V = Volume pengenceran (ml)
X = jumlah telur yang ada dalam 1 cc
Q = Berat telur contoh (g)
5. Pengukuran diameter telur yang dilakukan dengan memisahkan ikan yang mempunyai TKG III dan IV, diambil 15 butir dan diamati di bawah mikroskop.




III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Rasio Kelamin ikan nila jantan dan betina
Tabel 1. Rasio ikan nila jantan dan Betina
Parameter Jantan Betina
Proporsi 0.43 0,57
Sd 2.06 2.67
Sk (95%) -2.9484
TKG Morfologi Gonad Σ Presentase
I Jantan 0 0
II Jantan 28 84,84 %
III Jantan 3 9,09 %
IV Jantan 2 6,06 %
Dari data rasio ikan nila betina dan jantan dapat diketahui bahwa jumlah ikan jantan yaitu 0.43 lebih banyak dari pada jumlah ikan betina yaitu 0,57. Sex ratio pada proporsi sex yang diamati karena perbedaan tingkah laku, kondisi, lingkungan dan penangkapan. (Effendi, Mi.1997).

B. Tingkat kematangan gonad ikan Nila
TKG Morfologi Gonad Σ Presentase
I betina 0
II betina 9 20,93 %
III betina 24 55,81 %
IV betina 10 23,25 %
Tabel 2. TKG ikan nila jantan
TKG untuk ikan nila jantan pada TKG ke III memiliki jumlah yang lebih besar dari pada TKG I, II dan IV. Kemungkinan dikarenakan keadaan ikan nila jantan dalam keadaan gonad yang sudah masak, serta memiliki persentase sebesar 9,09 % (Eftendi, M. 1.1997). TKG I gonad sangat kecil dan pendek. TKG II warna testes putih susu dan ukurannya lebih besar. TKG III warna testes putih dan bentuknya lebih panjang. TKG IV warna testes putih dan berbentuk semakin besar, testes mengisi rongga tubuh

Tabel 3. TKG ikan nila betina

TKG untuk ikan nila betina pada TKG III memiliki jumlah yang terbesar sebanyak 24 dengan persentase 55,81 %, ini berarti ikan nila betina yang paling banyak dalam keadaan gonad yang belum masak atau masih dalam tahap awal pemijahan. (Effendi, M11997). TKG I organ seksual sangat kecil. TKG II warna ovarium kuning telur kelihatan jelas. TKG III warna ovarium kuning. TKG IV warna telur kuning, telur sudah nampak besar.

C. Indeks kematangan gonad Ikan Nila
Tabel 4. IKG ikan nila jantan

TKG Berat Gonad Berat ikan IKG
rata-rata rata-rata (g) rata-rata
(g)
I 0 0 0
II 0.36 56.296 0.499
III 0.24 50 0.36
IV 0.85 92.5 2.2

IKG yang paling besar untuk ikan nila jantan adalah pada TKG IV. Dengan berat ikan rata - rata yaitu 92.5 dan rata - rata IKG yaitu 2.2.

Tabel 5. IKG ikan nila betina

TKG Berat Gonad Berat ikan IKG
rata-rata rata-rata (g) rata-rata
(g)
I 0 0 0
II 0.17 52.77 0.58
III 1.49 72.37 5.75
IV 2.09 82.5 7.96

IKG yang paling besar untuk ikan nila betina adalah pada TKG IV. Jadi pada TKG IV ini ikan nila betina gonadnya sudah masak dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk pemijahan.

Tabel 6. Indeks gonad ikan nila jantan

TKG Frekuensi IG(%)
III dan IV 5 15.15%
I dan II 28 84.84%
Jumlah 33 100%

Grafik 6. indeks gonad ikan nila jantan


Dari grafik yang didapat dari perhitungan indeks gonad ikan nila jantan ternyata indeks kematangan gonad untuk TKG I dan II memiliki nilai IG yang lebih besar dari pada nilai IG pada TKG III dan IV yaitu sebesar 84.84%. Inl berarti bahwa pada ikan nila jantan yang diambil gonadnya untuk praktikum masih dalam keadaan atau kondisi yang belum matang. Sedangkan pada IG untuk TKG III dan IV berarti pada ikan nila jantan gonadnya cenderung pada keadaan sedang berpijah atau sudah memasak. (Effendi, M.I.1997). Pada TKG I dan II gonad jantan kecil, warna testes transparan dan pendek dan pada TKG II testes warnanya putih susu dan
ukurannya lebih besar.

Tabel 7. Indeks kematangan gonad ikan nila betina

TKG Frekuensi IG(%)
III dan IV 34 79.06%
I dan II 9 20.93%
Jumlah 43 100%

Grafik 7. Indeks kematangan gonad ikan nila betina

Dari grafik yang didapat dari perhitungan indeks gonad ikan nila betina ternyata indeks gonad untuk TKG III dan IV memiliki nilai IG yang lebih besar dari pada nilai IG pada TKG I dan II yaitu sebesar 79.06%. Keadaan ini sama dengan indeks gonad ikan nila betina. Yang posisi TKG I dan II memiliki IG lebih besar dari TKG III dan IV. Ini berarti bahwa pada ikan nila betina yang diambil gonadnya untuk praktikum masih dalam keadaan atau kondisi yang belum matang.

D. Hubungan IKG dengan berat gonad ikan nila

Grafik 8. Hubungan IKG dengan berat gonad ikan nila jantan.

Dari grafik yang didapat dari hubungan berat ikan gonad ikan nila jantan seperti yang tergambar di atas yaitu vertikal. Dengan hasil Y = 1.2671x + 0.1153 dan R2 = 0,9111. Ini berarti bahwa berat gonad ikan sangat mempengaruhi IKG. Karena apabila ikan terlalu berat atau kecil maka akan mempengaruhi dari persentase sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan.

E. Grafik 9. Hubungan IKG dengan berat gonad ikan nila betina

Dari grafik yang didapat dari hubungan berat ikan gonad ikan nila jantan seperti yang tergambar di atas yaitu vertikal. Dengan hasil Y = 14.979x + 18.533 dan R2 = 0.6195 ini berarti bahwa berat gonad ikan sangat mempengaruhi IKG. Karena apabila ikan terlalu berat atau kecil maka akan mempengaruhi dari persentase sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan, juga bisa memperlambat pada saat pemijahaan. Apabila berat tubuh melebihi maka pemijahan bisa tidak terjadi.

F. Graflk 10 hubungan IKG dengan panjang tubuh ikan nila jantan


G. Grafik 11. Hubungan IKG dengan panjang tubuh total ikan nila betina

Panjang total dan ikan merupakan suatu hal yang bisa digunakan sebagai acuan dasar dalam menentukan kematangan gonad dan ikan secara morfologi, ikan-ikan yang tua dan berikutnya mempunyai TKG lebih kecil. TKG yang tidak seragam pada satu populasi ikan dapat menyebabkan jumlah telur yang dikeluarkan oleh ikan menjadi sulit untuk ditentukan.

H. Hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila

Tabel 12. hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila jantan
Selang Jumlah ikan pada TKG-
Panjang
I II III IV
85 - 98 0 0 0 0
99 - 112 0 5 0 0
113 - 126 0 6 1 0
127 - 140 0 4 0 0
141 - 154 0 4 2 0
155 - 168 0 7 0 1
169 - 182 0 1 0 1
183 - 196 0 1 0 0

Grafik 12. Hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila jantan


Pada hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila jantan dapat dilihat hasilnya dan grafik yang ada di atas. Dengan selang panjang 113 – 126 jumlah ikan pada TKG I adalah 0, pada selang panjang 155 – 168 jumlah ikan pada TKG II adalah 7, pada selang panjang 141 – 154 jumlah ikan pada TKG III adalah 2 dan pada selang panjang 155 – 168 jumlah ikan pada TKG IV adalah 1. Hubungn TKG dengan panjang ikan nila tidak begitu berpengaruh karena pada waktu pemijahan panjang ikan tidak mudah berubah seperti berat yang mudah berubah pada waktu pemijahan baik beruba besar maupun semakin kecil. Dan panjang total dari ikan merupakan suatu hal yang bisa digunakan sebagai acuan dasar dalam menentukan kematangan gonad dari ikan secara morfologi.

J. Tabel 13. Hubungan TKG dengan panjang total ikan nila betina

Selang Jumlah ikan pada TKG-
Panjang
I II III IV
85 - 98 0 0 0 0
99 - 112 0 1 0 0
113 - 126 0 3 2 0
127 - 140 0 3 7 3
141 - 154 0 2 4 4
155 - 168 0 0 6 1
169 - 182 0 0 5 3

Grafik 13. Hubungan TKG dengan panjang total ikan nila betina


Pada hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan nila jantan dapat dilihat hasilnya dan grafik yang ada di atas. Selang panjang 85 – 98 jumlah ikan pada TKG I adalah 0, pada selang panjang 127 – 140 jumlah ikan pada TKG II adalah 3, pada selang panjang 127 – 140 jumlah ikan pada TKG III adalah 7, dan pada selang panjang 141 – 154 jumlah ikan pada TKG IV adalah 4. Panjang total dari ikan merupakan suatu hal yang bisa digunakan sebagai acuan dasar dalam menentukan kematangan gonad dari ikan secara morfologi. Hubungan TKG dengan panjang ikan nila tidak begitu berpengaruh karena pada waktu pemijahan panjang ikan tidak mudah berubah seperti berat yang mudah berubah pada waktu pemijahan baik berubah besar maupun semakin kecil. Baik pada panjang total ikan betina maupun pada panjang total jantan sama saja tidak ada pengaruhnya.

K. Tabel 14 Fekunditas ikan nila

Metode Fekunditas rata-rata (butir)
Gabungan 1543

Grafik 14 hubungan fekunditas dengan berat ikan nila

Fekunditas adalah jumlah telur ikan dihasilkan selama hidupnya. Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati kondisi ikan itu dari pada panjang. Fekunditas dengan berat adalah memiliki hubungan linier yaitu E = a + b W. Hubungan fekunditas dengan berat memiliki kesulitan. Karena berat mudah berubah pada waktu pemijahan. Jika fekunditas secar matematis dikorelasikan dengan berat total termasuk berat gonad akan menimbulkan kesukaran atau kesulitan dalam statistik. Sebab telur akan masuk dalam jumlah besar dan ikan yang sebenamya berfekunditas kecil. Juga akan kesulitan akan sama apabila fekunditas dihubungkaan dengan faktor kondisi.

L. Grafik 15 Hubungan fekunditas dengan panjang tubuh ikan nila.

Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang dari pada berat, karena panjang penyusutannya reltif kecil sekali tidak seperti berat yang dapat berkurang atau bertambah dengan mudah, yang harus dilakukan agar membuat hubungan fekunditas dengan panjang apabila mengambil sampel berulang-ulang harus dengan hati-hati. Karena apabila ikan yang diambil pada waktu gonad sedang tumbuh hal ini merupakan pertumbuhan somatik. Jadi harus ada perbedaan pertumbuhn somatik dengan pertumbuhan gonad. Hubungan fekundits dengan panjang ikan adalah F = a Lb.

M. Tabel 16. Hubungan IKG dengan TKG ikan nila jantan
SL J TKG

i ii iii iv
0.025 - 0.819 0 17 1 1
0.820 - 1.614 0 0 0 0
1.615 - 2.409 0 0 0 1
2.410 - 3.204 0 0 0 0
3.205 - 4.000 0 1 0 0

Grafik 16. Hubungan IKG dengan TKG ikan nila jantan

Hubungan IKG dengan TKG ikan nila jantan yang digunakan adalah TKG III dan IV karena pada saat ini ikan sudah siap memijah atau gonad sudah siap memijah. Pada selang IKG 0.025 - 0.819 dengan jumlah ikan pada TKG II adalah 17 sedangkan pada selang 3.205 - 4.000 dengan jumlah ikan pada TKG II adalah 1. hubungn IKG dengan TKG sangat berpengaruh karena dari mengetahui TKG dan IKG dari suatu ikan dapat diperedisikan kapan saat yang tepat bagi ikan untuk melakukan pemijahan.

N. Tabel 17. Hubungan IKG dan TKG ikan nila betina
SL J TKG

i ii iii iv
0.0085 - 9.5295 0 7 18 9
9.5296 - 19.0505 0 0 2 0
19.0506 - 28.5715 0 0 1 0
28.5716 - 38. 0925 0 0 1 0
38.0926 - 47.6135 0 0 0 0
47.6136 - 57.1400 0 0 0 1

Garflk 17. Hubungan IKG dan TKG ikan nila betina

Hubungan IKG dengan TKG ikan nila jantan yang digunakan adalah TKG Ill dan IV karena pada saat mi ikan sudah slap memijah atau gonad sudah slap memijah. Pada selang IKG 0.0085 - 9.5295 dengan jumlah ikan TKG adalah 18 sedangkan pada selang IKG 47.6136 - 57.1400 dengan jumlah iikan TKG adalah 1. Hubungan IKG dengan TKG sangat berpengaruh karena dari mengetahui TKG dan IKG dari suatu ikan dapat diprediksikan kapan saat yang tepat bagi ikan untuk melakukan pemijahan.



































IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Rasio ikan nila jantan dan betina dari data perhitungan menunjukkan bahwa jumlah ikan nila jantan lebih banyak dari pada ikan betina.
2. Dalam proses reproduksi ikan nila berpengaruh pada fekunditas, IKG, TKG dan juga pada diameter telur serta sex rasio.
3. Metode analisis fekunditas dengan metode gravimetri dan volumetri:
X : x = V : v
4. Pengukuran diameter dilakukan dengan mengambil telur TGK III dan IV, kemudian diamati dibawah mikroskop yang ada mikrometer.
5. Dalam proses reproduksi ikan nila berpengaruh pada fekunditas, IKG, TKG dan juga pada diameter telur serta rasio kelamin.
6. TKG dan IKG saling berhubungan berat karena untuk mengetahui atau memeprediksi waktu spawning dari ikan nila.

B. Saran
Praktikum merupakan salah satu bentuk aplikasi dari mata kuliah yang bersangkutan dengan praktikum tersebut. Ada beberapa saran yang diharapkan bisa menjadikan praktikum selanjutnya menjadi lebih baik, antara lain sebagai berikut:

Adanya pengawasan yang lebih dari asisten terhadap praktikan yang sedang meneliti. Tanpa pengawasan yang Iebih baik maka praktikan akan dengan seenaknya melakukan praktikum yang sedang dilakukan, walaupun tidak semua praktikan yang main-main tentunya akan mengganggu yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Efefendi, M. I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara : Bogor

Nyabaken, James. 1992. Biologi Laut. Jakarta : PT Gramedia Utama

Siregar, Abas. 1996. Pembenihan dan pemasaran. Danau Toba : Kanisus

pemeriksaan – gonad – ikan/2007/05/.Htth://jlcome.blogspot.com.html

Facebook Twitter RSS