PERTUMBUHAN IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
( Laporan Praktikum Biologi Perikanan )













Oleh
Alwan Tholifin
0814111024












PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS LAMPUNG
2009


PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Oleh
Alwan Tholifin
(0814111024)




ABSTRAK
Oleh
Alwan Tholifin

Biologi perikanan adalah studi ilmu mengenai ikan dipandang sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Pertumbuhan ikan adalah perubahan panjang atau berat pada suatu individu atau populasi yang merupakan suatu respon terhadap perubahan makanan yang tersedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari keturunan, jenis kelamin, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar trdiri dari ukuran makanan, jumlah ikan, jenis makanan dan kondisi lingkungan. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi pakan adalah suhu, oksigen terlarut, salinitas dan kadar amoniak tertarut. Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Budidaya Perairan, pukul 09.00-11.00 WIB. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang dialami ikan nila dengan cara menganalisis panjang, berat dan morfologi ikan. Memprediksi pola pertumbuhan ikan yang menduga pola perkembangan populasi ikan. Mengetahui jumlah panjang total, panjang baku, panjang cagak, berat, jenis kelamin, jumlah sisik ventral, dorsal, anal, caudal dan pectoral pada ikan nila. Hasilnya dapat diketahui melalui grafik dan tabel.

Keywords : faktor pertumbuhan, perkembangan panjang dan jumlah sisik.



I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Biologi perikanan adalah studi ilmu mengenai ikan dipandang sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Pertumbuhan ikan adalah perubahan panjang atau berat pada suatu individu atau populasi yang merupakan suatu respon terhadap perubahan makanan yang tersedia. Pertumbuhan secara umum adalah perubahan dimensi (panjang, berat, volume dan ukuran) per sartuan waktu baik individu, stock maupun komunitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari keturunan, jenis kelamin, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar trdiri dari ukuran makanan, jumlah ikan, jenis makanan dan kondisi liingkungan. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi pakan adalah suhu, oksigen terlarut, salinitas dan kadar amoniak terlarut.

Pertumbuhan ikan ada 2 macam yaitu: Pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan nisbi, pertumbuhan mutlak yaitu ukuran rata-rata ikan pada umur tertentu, seperti panjang rata-rata ikan pada umur I tahun. Sedangkan pertumbuhan nisbi yaitu panjang atau berat yang dicapai ikan dalam satu priode waktu tertentu dihubungkan dengan panjang atau berat awal priode tersebut.

Tujuan dalam mengkaji aspek umur dan pertumbuhan adalah: Mengetahui sebaran klompok umur yang menunjang produksi sektor perikanan yang bersangkutan, menduga kaju moralitas yang mempengaruhi stok ikan tersebut dan sekaligus menduga tingkat pengusahaannya, menilai tingkat sustaining power dan ‘potential yield’ stock tersebut.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam mengkaji pertumbuhan dan aspek umur adalah:
1. Mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat dan morfologi ikan.
2. Memprediksi pola pertumbuhan ikan, factor kondisi, kelompok umur.
3. Menduga pola perkembangn populasi ikan.








II. METODOLOGI
A. Metode Kerja
1. Waktu danTempat Praktikum

Praktikum pertumbuhan ikan nila dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 17 September 2009, bertempat di laboratorium Budidaya perikanan,. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada pukul 09.00 — 11.00 WIB.

2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Penggaris, kertas label, timbangan bersekala minimal 0,01 gram, kain lap dan tissue, jarum pentul, botol filem, kantong palastik/kresek, alat bedah (satu set), alat tulis, benag jahit, dan spidol permanen.
Adapun bahan yang dipakai adalah: Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

3. Prosedur Kerja

1. Ikan yang akan diamati disiapkan.
2. Ikan ditusuk pada bagian kepala/otak menggunakan jarum pentul.
3. Ikan dikeringkan dengan tissue.
4. Ikan diberi nomor dengan kertas label.
5. Panjang total, panjang tegak, panjang baku ikan diukur (dinyatakan dalam satuan mm).
6. Berat ikan ditimbang kemudian dicatat (dalam satuan gram).
7. Morfologi ikan yang diperhatikan diamati nilai dari bentuk tubuh, posisi mulut, kelengkapan sirip.
8. Jenis kelamin ikan ditentukan.
9. Untuk mencabut sisik, pinset diambil dan masing-masing sisik ikan diambil dua.
10. setiap srip ikan diambil, yaitu dorsal, pectoral, ventral, anal dan caudal, kemudian rumus dan jumlah dicatat
11. Ikan dibedah dipegang ditangan
12. lkan dibedah menggunakan gunting yang ujungnya runcing dari anus ke bagian depan.
13. Setelah ada celah diganti gunting yang tumpul
14. Setelah terlihat organ-organ yang di dalam, gonad ikan diambil dan dilihat/dicocokkan jenis kelaminnya.
15. Jenis kelamin ikan dan tingkat kematangan gonad ditentukan.
16. Gonad disimpan didalam botol film yang sudah dibri label.
17. Usus diuraikan yang menggulung dan direntangkan. Kedua ujung usus diikat dan panjang usus diukur dengan mistar, lalu usus ikan dimasukkan didalam botol film.
18. Setelah dilakukan semua, diberi formalin 4% pada masing-masing botol film sampai gonad dan usus tenggelam, ditutup rapat-rapat dan disimpan.

B. Analisis Data
1. Pertumbuhan Panjang
Analisis pertumbuhan panjang model yang digunakan adalah model Von Bartalanffy Plot (VPB):
a. Membuat selang kelas panjang dan data 181 ikan yang didapat kemudian menentukan frekuensi setiap selang kelas.
b. Menentukan titik tengah selang, nilai log F, dan ∆log F pada masing-masing selang.

c. Menentukan kelompok ukuran (cohort) berdasarkan model batacharya dengan melakukan pendekatan untuk menduga tingkat pertumbuhan ∆log F minimal 3 kali secara berurutan disebut 1 cohort.

2. Pertumbuhan Berat

Pertumbuhan berat sebaiknya dilakukan pada kelompok ikan yang belum memijah secara rutin, karena berat ikan yang relative berubah. Sudut Walfort besarnya sama dengan e-k, jadi logaritma natural sudut Walford dengan tandanya berubah merupakan penduga dari koefisien pertumbuhan k. Persamaan walford Ln+I=Loo(1-ek)+Lte-k.
Dimana k = - log natural sudut Walford.
Loo = intersep/1-b.

3. Hubungan Panjang Berat

Analisis pertumbuhan dengan menggunakan parameter panjang dan berat menggunakan rumus:
W = aLb dimana W: berat (gram); panjang (mm); a,b: konstanta. Pola hubungan linier panjang dan berat:
Log W = log a + Log L atau Y = a+bY

Korelasi parameter dan hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b (sebagai penduga tingkat kedekatan kedua parameter).
 Jika b = 3, disebut hubungan yang isomettik dimana pola pertambahan panjang sama dengan pola pertumbuhan berat.
 Jika b < 3, disebut alomatik negatif, pertambahan panjang dominant.
 Jika b > 3, disebut hubungan alomatik positif, dimana pertambahan berat lebih dominant.

4. Faktor Kondisi

Faktor kondisi adalah keadaan atau kemontokan ikan yang dinyatakan dalam angka-angka berdasarkan pada data panjang dan berat. Dalam menganalis akomodisi ikan, terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya. Salah satu pola pertumbuhan panjang tersebut diketahui, maka baru dapat ditemukan kondisi dari ikan tersebut, yaitu:
jika pertumbuhan ikan isometrik, digunakan rumus: K= l05W
L3
Jika pola pertumbuhan yang ditemukan adalah allometrik, maka digunakan rumus:
K= W _
aLb

K : faktor kondisi
W : berat ikan (gram)
L : panjang ikan (mm)
A,b : konstanta hasil regresi dari log W terdahulu dengan nilal a diganti log kan.

5. COHORT (KELAS UKURAN)

cohort adalah kelompok tumbuh berkembang pada waktu yang sama, mendapat pasokan makanan yang sama pula. Tahapan dalam menentukan cohort adalah sebagai berikut
1. Tentukan selang kelas ukuran panjang dan ikan yang diamati secara statistik.
2. Tentukan frekuensi masing-masing kelas ukuran tersebut.
3. Lakukan transformasi nilai panjang agar data yang kita pakai lebih baik.
4. Tentukan nilai beda dan hasil transformasi tersebut dengan mengurangi nilai nilai kedua dengan nilai pertama, demikian seterusnya sampai proses pengukuran selesai.
5. Buatlah nilai tengah dan kelas ukuran panjang tersebur (X).
6. Tentukan dan hitung nilal yang mengalami penurunan dan transformasi pada frekuensi (Y). Minimal ada tiga nilai yang menurun yang baru bisa dikatakan satu kohort.
7. Lakukan proses regresi linier dari nilai X dan Y.
8. Tentukan rata-rata dan kohort Rataan L=bo dengan bo dan bi adalah koefisien regresi.
9. Tentukan standar devisiasinya SD= lalu buat plot dan nilai X dan Y. Kemudian plot garis dan persamaan regresi.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila

Selang kelas fi Xi Log fi ∆ log fi
85-98 7 91,5 0,84509804 0
99-112 39 105,5 1,591064607 0,745966567
113-126 38 119,5 1,579783597 -0,01128101
127-140 30 133,5 1,477121255 -0,102662342
141-154 30 137,5 1,477121255 0
155-168 22 161,5 1,342422681 -0,134698574
169-182 11 175,5 1,041392685 -0,301029996
183-196 3 189,5 0,477121255 -0,56427143



Graflk 1. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila
Pertumbuhan ikan adalah perubahan panjang atau berat pada suatu individu atau populasi yang merupakan suatu respon terhadap perubahan makanan yang tersedia. Pertumbuhan total ini dari jumlah ikan antara jantan dan betina. Pada pertumbuhan ikan nila dapat dilihat dari grafik diatas bahwa pertumbuhannya tidak merata. Pada nilai tengah 105,5 yaitu frekunsi yang paling tinggi dan pada nilai tengah 189,5 adalah frekunsi yang paling rendah. Ini dikarenakan beberapa hal diantaranya paraktikan yang kurang teliti dalam melakukan praktikum. Dan 2 faktor yaitu, faktor luar diantaranya disebabkan oleh jumlah ikan, jenis makan, kondisi lingkungan dan factor dalam yaitu keturunan, umur dan lain-lain.


Table 2. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan

Selang kelas fi Xi Log fi ∆ log fi
85-98 6 91,5 0,77815125
99-112 21 105,5 1,322219295 0,544068044
113-126 17 119,5 1,230448921 -0,091770373
127-140 8 133,5 0,903089987 -0,327358934
141-154 14 137,5 1,146128036 0,243038049
155-168 7 161,5 0,84509804 -0,301029996
169-182 2 175,5 0,301029996 -0,544068044
183-196 3 189,5 0,477121255 0,176091259




Grafik 2. Pertumbuhan panjang ikan nila jantan
Pertumbuhan panjang ikan nila jantan ini juga dipengaruihi oleh beberapa faktor diantaranya faktor Luar dan faktor dalam. Grafik dan pertumbuhan ikan nila jantan diatas dapat dilihat, dan tidak merata pertumbuhannya: Pada frekunsi nilai tengah 175,5 ikan nila jantan ini sangat rendah yaitu dengan frekunsi 2 dan pada nilali tengah 105,5 adalah frekunsi yang paling tinggi yaitu 21. Ini sama dengan panjang ikan nila total.



Tabel 3. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina

Selang kelas fi Xi Log fi ∆ log fi
85-98 1 91,5 0
99-112 18 105,5 1,255272505 1,255272505
113-126 21 119,5 1,322219295 0,06694679
127-140 22 133,5 1,342422681 0,020203386
141-154 16 137,5 1,204119983 -0,138302698
155-168 15 161,5 1,176091259 -0,028028724
169-182 9 175,5 0,954242509 -0,22184875


Grafik 3. Prtumbuhan panjang Ikan Nila Betina

Pada pertumbuhan panjang ikan nila betina ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dalam dan faktor luar. Dan grafik pertumbuhan panjang ikan nila betina ini sudah terlihat berbeda dengan grafik pertumbuhn panjang ikan jantan maupun total pertumbuhan panjang ikan.
Pada nilal tengah 119,5 jumlah frekunsi yang paling tinggi adalah 21 dan jumlah nilai tengah 91,5 frekunsinya 1 dan ini merupakan frekunsi yang paling kecil.
Berarti sudah terlihat jelas pertumbuhan ikan itu dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Karakter pertumbuhan penting selama masa pemeliharaan benih fingerling adalah pertumbuhan berat dan panjang. Grafik pertumbuhan panjang ikan nila berbentuk kurva terbalik (cekung kebawah), yaitu kecepatan tumbuhan panjang berbanding terbalik dengan pertambahan umur. Pada awal usia lebih cepat tumbuh memanjang yang semakin berkurang kecepatannya ketika ikan semakin tua.
http://pembenihan ikan. toba. Ac. Id





Tabel 4. Pertumbuhan Berat Ikan Nila

Selang kelas fi xi log fi ∆ log fi
10_28 29 19 1,462397998
29-47 62 38 1,792391689 0,329993692
48-66 43 57 1,633468456 -0,158923234
67-85 23 76 1,361727836 -0,27174062
86-104 13 95 1,113943352 -0,247784484
105-123 6 114 0,77815125 -0,335792102
124-142 1 133 0 -0,77815125
143-161 3 152 0,477121255 0,477121255


Grafik 4. Pertumbuhan Berat Ikan Nila

Pertumbuhan ikan adalah perubahan panjang atau berat pada suatu individu atau populasi yang merupakan suatu respon terhadap perubahan makanan yang tersedia
Pada pertumbuhan berat total pada ikan nila ini diambil dari berat ikan jantan dan ikan betina. Dan grafik pertumbuhan ikan nila ini, bahwa pada nilai tengah 38 dengan frekuensi adalah 62 yang paling tinggi frekunsinya dan pada nilai tengah 133 dengan frekuensi 1 adalah yang paling rendah. Ini dipengaruhi juga oleh faktor dalam dan juga faktor luar.


Tabel 5. Pertumbuhan Berat ikan Nila Jantan

Selang kelas fi xi log fi ∆ log fi
10_28 20 19 1,301029996
29-47 29 38 1,462397998 0,161368002
48-66 14 57 1,146128036 -0,316269962
67-85 6 76 0,77815125 -0,367976785
86-104 6 95 0,77815125 0
105-123 1 114 0 -0,77815125
124-142 1 133 0 0
143-161 1 152 0 0



Grafik 5. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan

Pertumbuhan berat ikan nila jantan ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor luar dan faktor dalam. Grafik dan pertumbuhan berat ikan nila jantan diatas dapat dilihat, bahwa tidak merata pertumbuhannya Pada frekunsi nilai tengah 38 ikan nila jantan ini sangat tinggi yaitu dengan jumlah frekunsi 29 dan pada nilai tengah 114 - 152 adalah frekunsi yang paling rendah yaitu 1. Frekunsi pertumbuhan berat ikan jantan ini berbeda dengan pertumbuhan berat total ikan nila.


Tabel 6. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina

Selang kelas fi xi log fi ∆ log fi
10_28 9 19 0,954242509
29-47 33 38 1,51851394 0,56427143
48-66 29 57 1,462397998 -0,056115942
67-85 17 76 1,230448921 -0,231949077
86-104 7 95 0,84509804 -0,385350881
105-123 5 114 0,698970004 -0,146128036
124-142 0 133 0 -0,698970004
143-161 2 152 0,301029996 0,301029996



Grafik 6. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina

Pada pertumbuhan berat ikan betina ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dalam dan faktor luar. Dari grafik pertumbuhan berat ikan nila betina ini sudah terlihat berbeda dengan grafik pertumbuhan ikan jantan maupun pertumbuhan berat total ikan.
Pada nila tengah 38 jumlah frekunsi yang paling tinggi adalah 33 dan jumlah nilai tengah 133 frekunsinya 0 dan ini merupakan frekunsi yang paling kecil. Berarti sudah teilihat jelas bahwa pertumbuhan ikan itu sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Karakter pertumbuhan penting selama masa pemeliharaaan benih fingerling adalah pertumbuhan berat dan panjang. Grafik pertumbuhan berat badan berbentuk sigmoid (cekung keatas). Ditandai dengan laju pertumbuhan berat yang lambat terutama pada saat awal pemeliharaan sampai mencapai ukuran fingerling (2 bulan).
Seterusnya sampai umur 4-5 bulan ikan nila memperlihatkan berat yang cukup tinggi.


Tabel 7. Hubungan Panjang - Berat Total ikan Nila.

Grafik 7. Grafik hubungan panjang dan berat ikan nila

Hubungan panjang dengan berat hampir mengikut hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.
Hubungan panjang berat total ikan nila dapat dilihat dari hasil grafiknya seperti diatas. Ditunjukkan bahwa pada sumbu x adalah log W dan pada sumbu y adalah log L, dan menunjukkan grafiknya naik rata.

8. Hubungan Panjang- Berat Ikan Nila Betina


Grafik 8. Grafik hubungan panjang dan berat ikan nila betina
Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaltu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.
hubungan panjang berat betina ikan nila dapat dilihat dart hasil grafiknya seperti diatas. Ditunjukkan bahwa pada sumbu x adalah log W dan pada sumbu y adalah log L dan pada grafik hubungan panjang berat ikan betina berbeda dengan hubungan panjang total ikan nila.

9. Hubungan Panjang - Berat lkan Nila Jantan



Grafik 9. Grafik hubungan panjang dan berat ikan nila jantan

Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.
Hubungan panjang berat ikan nila jantan dapat dilihat dari hasil grafiknya seperti diatas. Ditunjukkan bahwa pada sumbu x adalah log W dan pada sumbu y adalah log L. Dan pada grafik hubungan panjang berat ikan jantan berbeda dengan hubungan panjang total ikan nila tetapi hampir mirip dengan yang betina. Pada graflk hubungan panjang berat ikan nila jantan bentuknya horizontal.
Pertumbuhan ikan seimbang dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian seperti telah diketemukakan ialah petumbuan isometric. Sedangkan apabila lebih besar atau lebih kecil dari 3 dinamakan pertumbuhan allometrik. Kalau harga n kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertumbuhan panjangnya ikan lebih cepat dari pertambahan beratnya.
Kalau harga n lebih besar dan S menunjukkan ikan itu montok, pertambahan berat lebih cepat dari pertambahan panjangnya. Cara yang digunakan dalam menghitung berat iakan ialah dengan menggunakan regresi, dapat mengikuti yang telah dikemukakan oleh Reusnfell dan Everhart (1953) dan Lagiar (1961) yaitu dengan menghitung dahulu logaritma dan tiap-tiap panjang dan berat ikan





10. Faktor Kondisi Ikan nila

Grafik 10. Grafik faktor kondisi ikan nila
Pada kondisi ikan nila ditunjukkan oleh grafik bahwa bentuknya horizontal. Dengan sumbu x adalah hubungan panjang berat dan sumbu y adalah faktor kondisi ikan itu sendri.


11. Faktor Kondisi ikan Jantan


Grafik 11.Grafik factor kondisi ikan nila jantan
Pada kondisi ikan jantan ditunjukkan oleh grafik bahwa bentuknya horizontal.
Dengan sumbu x adalah hubungan panjang berat dan sumbu y adalah faktor kondisi ikan itu sendri.

12. Faktor Kondisi Ikan Nila Betina


Grafik 12.Grafik factor kondisi ikan nila betina
Salah satu derivat penting dari pertumbuhan iaiah faktor kondisi dan sering juga disebut sebagai faktor K faktor ini menunjukkan keadaan baik dan ikan dilihat dri segi kapasitas fisik untuk survai dan reproduksi. Di dalam penggunaan secara komersil maka kondisi ini mempunyai anti kualitas dan kuanitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan. Jadi dapat rnempunyai arti dapat memberikan keterangan baik secara biologis atau secara komersial.
(efendi, ikhcan,M: 1997)





IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum ini adalah sebagai benkut:
1. Pertumbuhan ikan adalah perubahan panjang atau berat pada suatu individu atau populasi yang merupakan suatu respon terhadap perubahan makanan yang tersedia.
2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor dalam keturuna, faktor luar jenis kelamin dan faktor lingkungan pertumbuhan.
3. Hubungan litier antara panjang berat maka dapat ditulis: Log a + b L/Y = a+bX
4. Faktor kondisi adalah keadaan/kemontokan ikan yang dinyaakan dalam angka-angka berdasrkan pada data panjang dan berat.
5. Dan semua grafik diatas memiliki
perbedaan yang sanagat jelas. Itu disebabkan oleh beberapa hal.

B. Saran

Praktikum merupakan salah satu bentuk aplikasi dan mata kuliah yang bersangkutan dengan praktikum tersebut. Ada beberapa saran yang diharapkan bisa menjadikan praktikum selanjutnya menjadi lebih baik, antara lain sebagai berikut:
1. Adanya pengawasan yang lebih dari asisten terhadap praktikan yang sedang meneliti. Tanpa pengawasan yang lebih baik maka praktikan akan dengan seenaknya melakukan praktikum yang sedang dilakukan, walaupun tidak semua praktikan yang main-main tentunya akan mengganggu yang lain.
2. Asisten adalah pengganti dosen ketika berada dilaboratonum, sehingga diharapkan asisten dapat memberiakan solusi yang baik jika ada masalah atau pernyataan dari pertanyaan dan praktikan yang kurang dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Effendie, M.I.1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Bogor
Khairuman.2002.Budidaya Ikan di Sawah. Agromedia Pustaka. Tangerang
Kordii, K. MGH.2000. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang.
http://pembenihan ikan. Toba. Ac. Id. 2/26/2008
Raven dan Johnson. 1996. Biologi umum. Jakarta: Erlangga.
Siregar, abas. 1999.Pembenihan dan Pembesaran Secara Intensif. Danau Toba: Kanbisus.

Facebook Twitter RSS