Protozoa adalah sekelompok organisme yang bersel satu, jumlahnya kurang lebih 50.000 species yang telah diidentifikasi dan 20.000 species yang berupa fosil. Ribuan spesies dideskripsikan sebagai organisme yang bebas sedangkan lainnya hidup secara parasit pada hewan lain.
Protozoa hidup di lingkungan yang basah, misalnya dalam air baik tawar, maupun air bergaram atau dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang bercairan, atau di semua tempat di mana saja. Jumlah hewan protozoa dalam suatu tempat sering sangat menakjubkan, misalnya dalam suatu kolam dapat mencapai jutaan hewan, bahkan milyaran. Alat gerak protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan silia. Pseudopodia selalu dibentuk dari ektoplasma, walaupun endoplasma akan mengikutinya dan pada tubuh protozoa akan dijumpai plastida dan benda-benda sejenisnya, misalnya khromatofora, piroid, stigmata, pigmen dan alat-alat simbiotik.
Hewan paling sederhana di dunia ini adalah protozoa. Disebut paling sederhana karena hewan tersebut hanya terdiri dari satu sel dan biasanya berukuran mikroskopis antara 5-5.000 mikron, rata-rata antara 30-300 mikron (Sugiarji, 2005: 26).
Protozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Protozoa merupakan hewan bersifat uniseluler, dimana setiap satu sel protozoa merupakan keseluruhan dari organisme itu sendiri. Protoplasma dari protozoa dapat mengadakan modifikasi-modifikasi atau penonjolan-penonjolan yang dapat bersifat sementara atau tetap (Hartati, 2009: 17).
Protozoa merupakan sekelompok makhluk yang bersel tunggal, yang heterogen, meliputi kurang lebih 50.000 species yang telah diberi nama, dan 20.000 species yang telah berupa fosil. Ribuan species telah berhasil dideskripsikan sebagai makhluk yang hidup bebas dan sebagian lainnya hidup secara parasit pada hewan lain, terutama hewan tingkat tinggi. Jumlah hewan protozoa dalam suatu tempat sering sangat menakjubkan, misalnya dalam suatu kolam dapat mencapai jutaan hewan, bahkan milyaran (Maskoeri, 1984: 31).
Protozoa yang jumlahnya besar itu mempunyai ciri-ciri yang berbeda, dan beberapa ahli membagi menjadi 3 kingdom dan puluhan phyla. Sehubungan dengan hal tersebut Whittaker (1969) mencoba mengklasifikasikan protozoa yang beraneka ragam itu satu kingdom lain. Seperti kita ketahui bahwa hewan pada masa lalu hanya terdapat satu kingdom yaitu kingdom Animalia, yang banyak diterima orang (Maskoeri, 1984: 31).
Seperti halnya sel makhluk hidup lain, sel protozoa terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran sel (plasmolemma) yang berfungsi sebagai “dinding sel”. Protoplasma terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nukleus) dan isi sel atau sitoplasma. Dengan menggunakan mikroskop akan terlihat bahwa sitoplasma terdiri atas dua bagian. Bagian terluar tampak homogen dan jernih (hyalin) disebut ektoplasma, dan bagian dalam disebut endoplasma. Dalam endoplasma terlihat benda-benda seperti butir-butir kecil dan serabut benang halus yang ternyata adalah materi mengandung protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, serta organel. Protozoa tidak memiliki organ sejati seperti alat pencernaan dan alat reproduksi sebagaimana layaknya metazoa. Akan tetapi mampu melakukan semua kegiatan biologis seperti bergerak, makan, bernapas, dan reproduksi. Proses-proses tersebut dilakukan oleh bagian di dalam sel, yang disebut vakuola kontraktil (Sugiarji, 2005: 26).
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara : pembelahan mitosis dan spora. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium. sp, dan Euglena. sp. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal). Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid. Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara : konjugasi dan sporozoa. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium. sp mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk (Anonim, 2010).
Pernapasan atau pertukaran oksigen dan karbondioksida berlangsung secara difusi karena adanya perbedaan tekanan gas di dalam sel dan di luar sel. Protozoa bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia), cilia, atau flagella. Pseudopodia berasal dari penjuluran sitoplasma, dan bersifat sementara terutama untuk berpindah tempat atau makan. Gerakan tersebut timbul akibat dari kontraksi protoplasma memanjang dan memendek secara lambat. Protozoa yang bergerak dengan pseudopodia adalah dari kelas Sarcodina. Pseudopodia dibagi dalam empat tipe atas dasar bentuk penjuluran protoplasmanya yaitu; lobopodia, filopodia, reticulopodia, dan axopodia (Sugiarto, 2005: 26-27).
Cilia atau bulu getar merupakan alat gerak yang berbentuk bulu-bulu halus, biasanya banyak dan selalu bergetar. Ada beberapa tipe-tipe cilia, yaitu; Holotrich, Heterotrich, Peritrich, dan Hypotich (Hartati, 2009: 28).
Flagela (bulu cambuk) merupakan alat gerak berupa protoplasma panjang seperti cambuk, berjumlah satu atau lebih tetapi umumnya dua helai. Flagela berfungsi sebagai alat gerak maju dengan kecepatan antara 15 sampai 300 mikron per detik (Sugiarto, 2005: 28).
Cara makan protozoa ada 3 macam; yaitu autotrof, heterotrof, dan amfitrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan sendiri seperti layaknya tumbuh-tumbuhan dengan jalan fotosintesis. Protozoa yang tidak dapat melakukan fotosintesis, mendapatkan makanannya dengan jalan menelan benda padat, atau memakan organisme lain seperti bakteri, jamur atau protozoa lain bersifat heterotrof. Protozoa yang bersifat autotrof dan heterotrof disebut amfitrof (Sugiarto, 2005: 28).
Protozoa yang bersifat heterotrof dan dinding selnya terdiri dari suatu membran tipis, mengambil makanannya dengan cara membungkus makanan kemudian menelannya ke dalam sitoplasma. Cara ini disebut fagositosis. Pada jenis yang berdinding tebal (petikula), cara mengambil mangsanya dengan menggunakan mulut sel yang disebut cytostome, dan biasanya dilengkapi cilia untuk mengalirkan air hingga bila ada makanan yang lewat dapat ditangkap dan dimasukkan ke dalam sitoplasma (Sugiarto, 2005: 28).
Makanan yang masuk ke dalam sitoplasma bersama air akan ditempatkan dalam suatu rongga kecil yang disebut gastriola (vakuola makanan). Makanan di dalam gastriola dicerna secara enzimatis. Hasil pencernaan disebarkan ke seluruh bagian protoplasma dengan proses dengan proses pynocytose, sedangkan sisa pencernaan dibuang melalui lubang sementara pada membrane sel; pada flagelata dan ciliata adakalanya terdapat lubang permanen yang disebut cytopyge atau cytoproct. Kelebihan air dalam sel akan dikeluarkan oleh organel yang disebut vakuola kontraktil dengan gerakan sistol dan diastolnya. Dalam suatu sel protozoa biasanya ditemukan beberapa vakuola kontraktil yang terdapat dekat dinding sel. Vakuola kontraktil pada protozoa yang hidup di air tawar berkembang dengan baik, sedangkan yang di laut kurang berkembang (Sugiarto, 2005: 28-29).
Sampai saaat ini diperkirakan ada 50.000 spesies protozoa yang sudah diidentifikasi. Habitat hidupnya di laut, air payau, air tawar dan daratan yang lembab maupun pasir kering. Diantaranya banyak yang hidup bebas dan merupakan makanan bagi organisma dari tingkatan yang lebih tinggi. Beberapa jenis flagelata dan ciliate merupakan makanan bagi anak ikan. Akan tetapi banyak juga yang hidup sebagai parasit baik pada hewan, tumbuhan maupun pada manusia. Parasit pada ikan antara lain Trichodina dan Ichthyophthirius dari kelas ciliate, serta Heneguya dari kelas Myxosporea. Adapula jenis protozoa yang dapat menghasilkan racun seperti Pyrodinium bahamense yang diduga sebagai penyebab red tide atau pasang merah di berbagai pantai daerah Indopasifik, misalnya India, Thailand, Singapura, Sabah, Philipina, Indonesia, dan Australia. Disamping itu ada juga jenis protozoa yang dapat digunakan untuk mencegah serangan protozoa jenis tertentu. Misalnya Tetrahymena pyriformis digunakan sebagai vaksin pencegah serangan jenis Ichthyophthirius multifiliis (Anonim, 2010).

Secara umum sistem pergerakan, bentuk tubuh respirasi dan laju metabolism protozoa ialah :

1. System respirasi protozoa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya.
Sistem ekskresi protozoa adalah berupa vakuola berdenyut (vakuola kontraktif). Vakuola kontraktif berfungi mengeluarkan ampas metabolism dan mengatur tekanan (osmoregulator).

2. Bentuk tubuh Biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia.

3. Alat Gerak atau system gerak protozoa yakni protozoa ada yang bergerak secara aktif dengan alat geraknya tetapi ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Alat gerak pada protozoa yaitu kaki semu (pseudopodia), rambut getar (silia) dan bulu cambuk (flagel atau mastix).

Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:

Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
• Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
• Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
• Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis)
• Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
• Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.
Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata. Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
• Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
• Golongan Zooflagellata, contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) Þ lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis Þ tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans Þ tsetse semak - Trypanosoma cruzl Þ penyakit chagas - Trypanosoma evansi Þ penyakit surra, pada hewan ternak(sapi). - Leishmaniadonovani Þ penyakit kalanzar - Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan

Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli .[4]
• Paramaecium caudatum Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Þ Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual Þ konyugasi.
• Balantidium coli Þ menyebabkan penyakit diare.
Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Þ Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina. [4]
Jenis-jenisnya antara lain:
• Plasmodiumfalciparum Þ malaria tropika Þ sporulasi tiap hari
• Plasmodium vivax Þ malaria tertiana Þ sporulasi tiap hari ke-3(48 jam)
• Plasmodium malariae Þ malaria knartana Þ sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam)
• Plasmodiumovale Þ malaria ovale [5]



KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut;

1. Berdasarkan struktur dan alat geraknya atau berdasarkan fase yang dominan selama siklus hidupnya, protozoa terdiri dari; Sarcodina atau Rhizopoda, Magitisphora atau Flagellata, Sporozoa, Ciliata atau Infuzoria, dan, Suctoria.
2. Protozoa terdiri dari protoplasma yang di bungkus membran sel yang berfungsi sebagai dinding sel. Protoplasma terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nukleus) dan isi sel atau sitoplasma.





DAFTAR PUSTAKA
Suwignyo, Sugiarji, dkk. Avertebrata jilid I. Bogor: Penebar Swadaya. 2005
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya. 1984
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2004732-sistem-perkembangbiakan-respirasi-ekskresi-dan/#ixzz1ajk4GwGZ

http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa




































1. Protozoa digolongkan dalam kelompok protista, mengapa demikian?
Karena protozoa memiliki anggota yang hamper seluruhnya tergolong dalam protista, protozoa memiliki cirri-ciri yang sama dengn protista, yaitu tubuhnya terdiri atas satu sel dan eukariotik. Memiliki ciri-ciri umum: organisme unisellular (bersel tunggal), eukariotik (memiliki membrane nukleus), hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok), umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof), hidup bebas, saprofit atau parasit, alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.
2. Fungsi ekologis protozoa
Peran yang menguntungkan:
1. Mengendalikan populasi bakteri, sebagian protozoa memangsa bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi bakteri di alam.
2. Indikator minyak bumi, contoh Foraminifera.
Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan mineral.
3. Sumber makanan ikan. Di perairan sebagian protozoa berperan sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll. Contoh Euglena dan Paramecium.
4. Bahan penggosok, endapan radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
Peran yang merugikan:
Protozoa dapat menjadi penyebab terjadinya sumber penyakit, antara lain: Disentri: Entamoeba histolytica, Diare (Balantidiosis): Balantidium coli, Penyakit tidur (Afrika): Trypanosoma gambiense, Toksoplasmosis (kematian janin), Toksoplasma gandii: Malaria tertian, Plasmodium vivax: Malaria quartana: Plasmodium malariae: Malaria tropika: Plasmodium falciparum.
Parasit: Fasciola hepatica (cacing hati), Chlonorchis sinensis, hidup pada daging ikan air tawar (inang sementara), Schistosoma mansoni, hidup dalam darah, Fasciolopsis buski, hidup dalam usus, Paragonimus westermani, hidup dalam paru-paru. [http://tedbio.multiply.com/journal/item//11/invertebrate. diakses tgl 11 oktober 2010]
3. Apa alasannya hewan terkecil dan terbesar di dunia hidup di air.
Hewan terbesar dan terkecil dapat hidup di air karena di daerah perairan banyak terdapat mineral-mineral dan zat-zat penting yang tidak ada di daratan. Organisme yang hidup di perairan dapat berkembang maksimal karena lebih banyak mendapatkan zat-zat atau unsure hara yang penting untuk diperlukan oleh tubuh dan memiliki ruang gerak yang luas.




PROTOZOA (Paramecium sp)
(Praktikum Avertebrata Air)










Oleh
Alwan Tholifin
0814111024










PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011

Facebook Twitter RSS